Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melihat Candi Sukuh, Pusaka Nenek Moyang di Lereng Gunung Lawu


Candi Sukuh terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Timur. Pesona candi yang terletak di kaki gunung lawu ini memiliki keindahan yang sangat mempesona dan tentu udara disana sangatlah sejuk. Nilai sejarah di candi sukuh sangatlah tinggi, tidak heran banyak wisatawan mancanegara berdatangan demi melihat sejarah candi sukuh ini.

Komplek candi sukuh didirikan pada abab 15 M di masa pemerintahan majapahit yang dipimpin oleh ratu suhita (1429-1446). Candi ini menghadap ke barat dengan susunan halaman terdiri dari tiga teras. Perlu kalian ketahui teras tersebut melambangkan tingkatan menuju kesempurnaan.

Bagi kalian yang ingin mengunjungi wisata candi sukuh tidak usah khawatir tentang tiketnya, karena tiket di candi sukuh sangat terjangkau bagi wisatawan yaitu Rp 7.000/orang.


Candi sukuh pertama kali ditemukan pada masa pemerintahan Inggris, penemunya adalah Johnson pada tahun 1885. Pada tanggal 1982 Candi Sukuh diresmikan oleh Dr Daoed Joesoef. Sejak tahun 1995 candi sukuh telah diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Candi Sukuh ternyata dianggap kontroversial oleh sebagian orang, karena beberapa bentuk figur yang ada di candi tersebut berbentuk alat-alat kelamin manusia.

Patung-patung yang ada di candi sukuh ternyata memiliki arti makna yang membuat kita penasaran.

Patung Kontroversial


Patung ini menggambarkan seorang laki-laki yang sedang memegangi alat kelaminnya. Ternyata patung ini memiliki arti yang luar biasa, patung kontroversial ini menerangkan jika manusia harus mengendalikan nafsunya.

Patung Sang Garuda


Garuda merupakan lambang bangsa indonesia, tahukah kalian ternyata patung garuda yang ada di candi sukuh ada kaitanya tentang kemerdekaan Indonesia. Menurut pemandu wisata yang ada di candi sukuh, bulu sayap dan ekor pada burung garuda berjumlah 17 dan 5. itu menandakan bahwa Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus, Tahun 1945. Tentu ini sangat menarik untuk kita ketahui. Dibalik patung garuda, terdapat tulisan yang sulit kita pahami karena tulisan ini sudah ada dari zaman dahulu.


Tulisan tersebut berbunyi :
Lawase rajêg wêsi du
k pinêrp kapêtêg de
ne wong medang ki hempu ra
ma karubuh alabuh geni ha
rbut bumi kacaritane
babajang mara mari setra
hanang tang bango
1363 Ç
Yang Memiliki arti : 
Lamanya Rejegwesi ketika diserang (dan) ditekan oleh orang Medang. Ki Hempu Rama terkalahkan (dan) menerjunkan (diri) ke api. (orang) saling berebutan tanah. Ceritanya babajang datang di tempat pengruwatan ada bango 1363 Ç.
Untuk penjelasannya bisa klik disini

Patung Rahim


Patung ini menggambarkan seperti rahim seorang ibu ketika mengandung anak. Patung tersebut menandakan bahwa kita harus patuh terhadap orang tua kita, terutama pada ibu kita. Karena pengorbanannya amat besar ketika melahirkan kita. (Tutur Pemandu Candi Sukuh).

Patung Hewan


Tak ketinggalan, patung hewan yang berada di candi sukuh ternyata cukup menarik untuk kita ketahui. Diperkirakan bahwa patung seperti babi hutan dan gajah merupakan wahana para ksatria atau kaum bangsawan zaman dahulu.

Kisah Relief 


Jika ingin melihat kisah lebih jelasnya klik disini

Mitos Candi Sukuh

Candi sukuh ternyata memiliki mitos yang cukup menarik kita bahas dan mungkin belum banyak diketahui oleh banyak orang. Salah satu mitosnya adalah test keperawanan dan keperjakaan di patung lingga yoni.


Patung lingga-yoni memiliki arti kelamin pria dan wanita. Konon siapa saja yang melewati patung ini, keperjakaan dan keperawanan seseorang dapat dilihat. Menurut mitos jika seseorang merasakan buang air kecil tiba-tiba ketika melewati patung tersebut, maka keperawanan dan keperjakaan seseorang tesebut sudah hilang.

Posting Komentar untuk " Melihat Candi Sukuh, Pusaka Nenek Moyang di Lereng Gunung Lawu "